Selamat pagi Para Penggemar AI. 10 September 2025 - Chile semakin mendekati penerapan regulasi kecerdasan buatan yang komprehensif setelah para pembuat kebijakan memajukan rancangan undang-undang (RUU) terobosan yang mengadopsi kerangka berbasis risiko serupa dengan EU AI Act. RUU yang diusulkan, yang akan menghadapi debat nasional, akan mengklasifikasikan sistem AI ke dalam empat kategori risiko yang berbeda dan menetapkan larangan ketat terhadap teknologi yang dianggap menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima terhadap martabat manusia.
Di bawah kerangka yang diusulkan, sistem AI yang menghasilkan deepfake atau konten seksual yang mengeksploitasi kelompok rentan, khususnya anak-anak dan remaja, akan menghadapi larangan langsung. RUU ini juga melarang sistem yang dirancang untuk memanipulasi emosi tanpa persetujuan yang disadari dan sistem yang mengumpulkan data biometrik wajah tanpa izin eksplisit. Menteri Etcheverry menjelaskan bahwa kasus ketidakpatuhan akan mengakibatkan sanksi administratif yang dikenakan oleh Badan Perlindungan Data Chile di masa depan, dengan keputusan yang dapat diajukan banding ke pengadilan. Sistem AI berisiko tinggi, termasuk alat rekrutmen yang dapat menimbulkan bias dalam penyaringan lamaran pekerjaan, akan menghadapi persyaratan pengawasan yang ketat.
Perkembangan ini memposisikan Chile sebagai pemimpin regional dalam tata kelola AI, mencerminkan tren global yang lebih luas menuju regulasi AI yang komprehensif. Pendekatan berbasis risiko ini mencerminkan kerangka peraturan yang muncul di berbagai yurisdiksi, seiring pemerintah di seluruh dunia berupaya menyeimbangkan inovasi dengan potensi bahaya sosial. Tidak seperti beberapa model regulasi, proposal Chile menempatkan tanggung jawab pada perusahaan untuk menilai sendiri dan mengklasifikasikan sistem AI mereka sesuai dengan kategori risiko yang ditetapkan, alih-alih memerlukan sertifikasi pra-pasar.
Pandangan kami: Pendekatan Chile mewakili keseimbangan pragmatis antara mendorong inovasi dan melindungi warga negara dari risiko terkait AI. Model penilaian mandiri ini bisa terbukti lebih mudah beradaptasi daripada proses pra-persetujuan yang kaku, dan berpotensi menjadi templat bagi negara-negara Amerika Latin lainnya yang sedang mengembangkan kerangka tata kelola AI mereka sendiri. Namun, efektivitasnya pada akhirnya akan bergantung pada mekanisme penegakan yang kuat dan panduan yang jelas bagi perusahaan yang menavigasi sistem klasifikasi.
beFirstComment